Keyakinan Untuk Bahagia


“Jika saya adalah dia maka betapa bahagianya saya.” Betapa sering saya menginginkan kondisi orang lain agar saya bisa menjadi bahagia, tetapi “menurut kamu apakah aku ini bahagia?” sebuah pertanyaan dari seorang wanita cantik yang selama ini saya kagumi, selain cantik, dia pintar, kaya, disukai banyak pria, manis budi, sholeh, pokoknya sempurna bagi saya, tidak ada lagi yang kurang, jadi sungguh tidak mungkin kalau dia tidak bahagia.

Pertanyaan wanita cantik ketika kami dua secara kebetulan sama-sama mencari “sesuatu” diperpustakaan kampus itu, telah membawa pikiran saya kedalam sebuah misteri, “mengapa orang-orang yang menurut saya seharusnya bahagia, karena mereka begitu sempurna, kok menyamakan nasib mereka dengan saya yang sudah jelek, miskin, bodoh, dan tidak punya masa depan ini?”

Tujuan hidup semua orang, bahkan semua mahkluk di alam semesta ini pada dasarnya sama, yaitu untuk mencapai kebahagian, yang membedakan hanyalah cara untuk mencapai kebahagian itu, ada yang dengan mengejar kekayaan, kekuasaan, populeritas, spiritualitas dan sebagainya.

Cara yang berbeda tentunya berangkat dari keyakinan yang berbeda pula, untuk itu tidak ada jalan lain, hal yang terpenting yang harus kita pastikan dalam hidup kita, “apakah kita sudah mempunyai keyakinan yang benar, agar kita bisa menerapkan cara yang benar untuk mencapai kebahagian itu?”

Saya tidak berani menyimpulkan bahwa saya tau yang mana keyakinan atau cara yang benar, tetapi disini saya hanya mengajak kita mendiskusikan ada beberapa hal yang menurut saya penting kita yakini yaitu:

(1) SAYA DITAKDIR SEPERTI YANG SAYA INGINKAN, yakin bahwa kita tidak pernah ditakdirkan untuk menderita, tetapi sebaliknya bahwa kita telah ditakdirkan untuk memperoleh semua yang kita inginkan, karena itu jangan pernah mengeluh, yakinlah bahwa penderitaan ini tidak permanen tetapi dengan usaha yang sungguh-sungguh maka akan kita bisa mengubah nasib kita menjadi seperti yang kita inginkan;

(2) TUHAN BENAR-BENAR ADA, betapa sempitnya pikiran kita jika menjadi ateis, karena tidak ada untungnya kita tidak percaya kepada Tuhan meskipun seandainya Tuhan itu memang tidak ada, sebaliknya jika kita percaya Tuhan, maka itu akan memberi energi positif kepada kita untuk selalu berbuat baik, menghindari kejahatan, selalu optimis, berpikir positif dan yang baik-baik lainnya. Pernahkah anda memikirkan mengapa seorang hidupnya penuh dengan hura-hura, mabuk-mabuk, dan cara hidup yang tidak jelas lainnya, itu semua karena mereka tidak percaya Tuhan, pedahal tanpa percaya kepada Tuhan maka kita tidak pernah yakin bahwa kita bisa mencapai kehidupan yang bahagia, karena kita tidak percaya ada akhirat, ada surga, adanya keharmonisan dan sebagainya.

(3) HARUS BERPERANG MELAWAN WAKTU, detik demi detik, jam demi jam dan hari demi hari berlalu tidak terasa kita sudah tua, tetapi apa yang telah kita buat, mengapa ada banyak kesempatan yang telah kita abaikan? Secara alamiah kita manusia cendrung berpikir bahwa kita masih banyak waktu, menurut saya ini merupakan masalah besar, karena jika kita tidak berperang dengan waktu, mengejar waktu yang singkat agar kita bisa melakukan yang berguna maka sisa hidup kita akan dirundung penyesalan, dan tentunya bagaimana kita bisa bahagia jika hidup dalam penyesalan? Banyak orang tua yang tersenyum dan tertawa dengan hati yang pahit, hati yang tergores penyesalan, rasa bersalah bahkan putus asa.

(4) BUKAN BAGAIMANA AGAR SAYA TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN TETAPI BAGAIMANA AGAR KESALAHAN SAYA TIDAK MENYEBABKAN MASALAH, karena bagaimanapun sebagai manusia kita pasti melakukan kesalahan, dari pengamatan saya terhadap sebagian besar orang yang mengalami gangguan jiwa menunjukkan bahwa hampir semua mereka merupakan orang yang perfeksionis dalam prinsip untuk tidak melakukan kesalahan, akibatnya mereka pun tertekan atau stress karena kenyataannya mereka tidak bisa menghindari kesalahan-kesalahan itu. Bijaksananya, kita harus menempatkan diri kita sebagai orang yang ceroboh, lalai dan sering lupa diri diantara orang disekitar kita, karena itu sudah menjadi realitas hidup kita sebagai seorang manusia, dengan demikian kita pun merasa harus berhati-hati jangan sampai melakukan kesalahan yang membuat orang membenci kita dan bisa merusak hubungan dengan mereka. Tetapi kenyataan dilapangan banyak orang yang menempatkan dirinya sebagai sosok yang sempurna, dan itulah masalahnya.

(5) KEHARMONISAN ADALAH RUMUS KEBAHAGIAN, bahwa untuk bisa bahagia kita harus mempunyai hubungan yang baik, yang harmonis dengan Tuhan Sang Pencipta, dengan sesama manusia yang hidup diantara kita dan dengan alam dimana kita hidup.

(6) NASIB, KEHIDUPAN DAN MASA DEPAN KITA DITENTUKAN OLEH KEYAKINAN KITA, kita harus menyakini cara yang benar agar kita bisa benar-benar mencapai kebahagian, kita harus meyakini yang baik agar kita bisa menjadi orang yang baik,.

Tentunya ada masih banyak hal yang perlu kita yakini agar kita bisa mencapai kehidupan yang bahagia itu, untuk itu saya berharap anda menyampaikan komentar disini untuk menambah poin-poin berikutnya, semoga pembicaraan kita ini bermanfaat. (onpot.blogspot.com)

0 komentar:

Post a Comment